29 Juli 2008

Teori Reliabilitas Cinta

Balada cerita seorang Mahasiswa Psikologi Kelas Psikometri Pak Budi…

Bapak Budi…. Ini Bapak Budi.. Ibu Budi pergi ke pasar… Bapak Budi pergi ke kantor,.. Kampus tepatnya. Tepatnya hari ini, jam ini, dan detik ini diriku mencoba untuk mengabadikan momen yang kata orang lain gak penting, tapi mudah-mudahan suatu hari nanti apa yanga aku tulis ini menjadi hal yang penting, bahkan super penting, Sukur-sukur bisa jadi sangat penting,.. Baiklah lama-lama jadi ngomongin hal yang gak penting : )

 
 

Satu hal yang membuat aku agak-agak sensi gitu dengan mata kuliah Psikometri adalah Frame bahwa Manusia tuh kok di ukur? Apa iya, manusia dan perilaku nya bisa di ukur? Eh ternyata kata pepatahnya si William James yang terjemahannya "Yang namanya sesuatu tuh pasti ada, dan yang ada ya.. Bisa dirasakan,,, dan kalau bisa dilihat dan dirasa ada… ya bisa dihitung gituh,.,. Apa iya,.Ya??

 
 

Sumpah hari ini aku ngerasa regresi ke semester 1 dan 2, dimana aku harus berkenalan lagi dengan istilah-istilah eksakta : Regresi, Korelasi, Reliabilitas, Skoring, koefisien dan istilah-istilah statistik lainnya yang kadang membuat aku pengen nulis (Bukan pengen muntah red.)he2x. Bukannya aku udah Murtad dari Eksakta?? Huh, kini katanya mendedikasikan sebagai seorang relativitis yang menghargai pluralitas dan menjunjung tinggi eksistensialisme. Tapi ngomong-ngomong, kayaknya omongan salah satu dosen Psikologi umum 2 tentang " kakek " kita adalah si Freud jadi kurang tepat deh buwat aku, kadang ngerasa gak ngeh aja gitu dengan teorinya si kakek, malah kok jadi ngiblat ke "buyut" Einstein ya.. Dengan Teori relativitasnya…

 
 

Ffuih, pengap.. Panas,.. berada di ketinggian 3 lantai gedung fakultas yang baru beberapa bulan selesai dibangun ini membuatku dengan leluasanya memandang sepasang burung gereja yang menari-nari diatas dahan pohon kembang kertas lewat salah satu sudut jendela. Sementara itu di samping kanan dan kiri ku berjejer rekan-rekan sesama mahasiswa yang katanya sedang memungut ilmu dari pecahan pemikiran sang dosen yang termanifestasi dalam rumus-rumus tentang pengukuran manusia….

 
 

Walau malas, kucoba untuk mebuka diktat kuliah yang penuh dengan campuran catatan dua mata kuliah sebelumnya : Psikiatri dan Psikologi Gender….. Dan ternyata, aku lupa gak ngambil pulpen. Dengan entengnya, aku mencoba untuk meminjam pada si Puput, temanku yang kadang agak tulalit kalau diajak berkomunikasi tapi sebenarnya otaknya encer untuk hal yang eksakta seperti ini

 
 

" Put, pinjam dulu lah bentar pulpennya, aku gak bawa eung.. Lupa!!!".

 
 

" Gak, mauuu.. Ah, aku kan dulu pernah minjemin ke kamu, tapi belum dibalikin….", cetus si puput.

 
 

"Iya, deh janji sekarang mah bakal di balikin..", pintaku penuh harap. " Nih, awas yah..jangan sampai ilang lagi !!".

 
 

"sip2.."

 
 

Dan akhirnya perkuliahan pun dimulai….

 
 

Mata ini begitu takjub melihat spidol meliuk-liuk diatas papan white board. Dengan lincah dan begitu spontan, Pak dosen mencurahkan semua ide-ide dasar yang ada dalam otaknya sehingga menghasilkan rumusan-rumusan teoritis :

 
 

A= T +K ρAA= σ2T
=σ2A-σ2T

σ


Tidak ada komentar: